Cakaplagi.com – Awal puasa Ramadhan Muhammadiyah jatuh pada tanggal 11 Maret 2024. Penetapan didasarkan oleh Hisab hakiki wujudul hilal Muhammadiyah.
Kejelasan mengenai penentuan awal puasa Ramadhan 1445 H telah diperjelas oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 12 Januari lalu.
Dalam penentuan awal puasa ini, Muhammadiyah mempunyai metode-metode tersendiri yang dijadikan acuan dan berdasar hukum yang diyakini.
Penetapan awal puasa Muhammadiyah didasarkan oleh “hisab hakiki” dengan kriteria “wujudul-hilal” yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal bulan Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Penetapan ini berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Muhammadiyah.
Berdasarkan hasil hisab wujudul hilal yang dipedomani oleh Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Senin Pon, 11 Maret 2024 dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024.
Hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode perhitungan astronomi yang didasarkan pada posisi bulan, matahari, dan bumi. Dengan metode ini, dapat diprediksi kapan hilal akan terlihat di suatu tempat.
Muhammadiyah telah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal sejak tahun 1960-an. Penetapan awal Ramadhan berdasarkan hisab ini sering berbeda dengan pemerintah yang menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu pengamatan bulan secara langsung.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Saling Hormati Perbedaan Awal Puasa Ramadan 1445 Hijriah
Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat untuk mengedepankan sikap saling menghormati terhadap perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M.
Selain itu, dialog para pihak juga patut dikedepankan untuk bisa saling memahami dan berbagi informasi terkait argumentasi masing-masing dalam mengawali ibadah puasa.
Pesan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie berkenaan dengan adanya perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M.
Ada kemungkinan puasa Ramadan 1445 H/2024 M di Indonesia tidak dimulai secara bersama-sama. Diperkirakan, ada kelompok yang bakal mengawali puasa pada 11 Maret dan ada juga yang memulai di 12 Maret.
Dalam semangat saling menghormati itu, kata Anna, ruang dialog tetap harus dibuka. Sebab, ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait astronomi.
Penentuan awal bulan Hijriyah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual semata. Sehingga, argumentasinya juga ilmiah.
“Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadan,” sambungnya.
Muhammadiyah, misalnya, menetapkan Ramadan pada 11 Maret karena argumentasi hisab wujudul hilal. Sementara, pemerintah menggunakan pendekatan Hisab sebagai informasi awal dan Rukyatul Hilal sebagai konfirmasi.
“Bagaimana argumentasi awal Ramadan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman,” sebut Anna.