Inilah Penyebab Harga CPO Mengalami Penurunan Selama 2 Hari

Harga CPO Mengalami Penurunan

Cakaplagi.com – Penyebab harga CPO mengalami penurunan selama 2 hari menjadi topik perbincangan paling hangat di kalangan pengusaha industri.

Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange mengalami koreksi di sesi perdagangan awal pada Selasa (5/9/2023), melanjutkan penurunan yang telah terjadi sejak perdagangan sehari sebelumnya.

Dilansir dari Refinitiv, pada awal sesi perdagangan, harga CPO melemah sebanyak 0,48% menjadi MYR 3.967 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan penurunan ini, harga CPO kembali di bawah level 4.000, setelah sebelumnya mencapai level tersebut.

Pada sesi perdagangan awal pekan, yaitu hari Senin (4/9/2023), harga CPO mengalami penurunan sebesar 1,34% menjadi MYR 3.986 per ton. Dengan demikian, secara bulanan, harga CPO mengalami penurunan tipis sebesar 0,6%, sementara secara tahunan, tercatat penurunan sebesar 4,5%.

Penurunan harga CPO ini dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak nabati pesaingnya di Bursa Komoditas Dalian dan Zhengzhou.

Kontrak minyak kedelai yang paling aktif di Dalian, DBYcv1, turun sebesar 0,97%, sementara kontrak minyak kelapa sawit DCPcv1 mengalami penurunan sebesar 2,00%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 ditutup pada hari Senin untuk merayakan Hari Buruh.

Anilkumar Bagani, kepala penelitian dari Sunvin Group India, mengomentari situasi ini dengan mengatakan, “Minggu baru dimulai dengan libur di CBOT. Kontrak berjangka dibuka dengan penurunan harga yang signifikan, mengikuti penurunan tajam minyak Palm Olein dan Kedelai Dalian, serta minyak berjangka Zhengzhou Commodity Exchange (ZCE) Rapeseed,” seperti yang dikutip dari Reuters.

Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya ketika mereka bersaing di pasar minyak nabati global.

Di sisi lain, Indonesia telah menetapkan harga referensi untuk minyak kelapa sawit mentah untuk periode 1-15 September sebesar US$ 805,20 per ton.

Sebagai hasilnya, pajak ekspor dan retribusi untuk CPO masing-masing adalah US$ 33 per ton dan US$ 85 per ton selama periode tersebut.

Sementara itu, dari segi ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia, tercatat penurunan sebesar 3% pada bulan Agustus, dengan total pengiriman mencapai 1.201.488 ton dibandingkan dengan 1.238.438 ton pada bulan Juli, menurut survei yang dilakukan oleh Intertek Testing Services.

AmSpec Agri, sebuah perusahaan inspeksi independen, juga melaporkan penurunan ekspor sebesar 0,4% menjadi 1.171.998 ton, dibandingkan dengan 1.176.912 ton yang dikirim pada bulan Juli.