Cakaplagi.com – Inilah penyesalan Bree Olson usai jadi bintang film dewasa. Namanya penyesalan tidak pernah datang duluan dalam hidup setiap orang.
Bree Olson merupakan bintang film dewasa mengaku menyesal menjadi bintang film dewasa. Ia harus mendapat perlakuan yang tak menyenangkan.
Bree Olson menyadari keputusannya terjun ke dunia film panas akan mengubah banyak hal. Kala itu, ia menerima stigma orang terhadapnya akan berubah.
Setelah tidak lagi berkecimpung di dunia tersebut, Bree Olson juga tetap dicap sama oleh banyak orang. Ia mengaku kesulitan untuk kembali diterima oleh masyarakat.
Kini, Bree Olson memang sudah pensiun sebagai bintang film dewasa. Ia berniat menjalani kehidupan yang normal sebagai manusia pada umumnya.
Akan tetapi, ia sulit mendapatkan pekerjaan baru. Banyak orang yang enggan bersosialisasi dengannya, meski ia menjelaskan sudah pensiun dari film dewasa.
“Saat aku pergi keluar, aku pernah seolah-olah ada tulisan ‘pelacur’ di dahu aku,” ujar Bree Olson seperti dikutip dari laporan media Oklahoma’s News 4.
Oleh karena hal tersebut, Bree Olson lebih senang untuk berada di dalam rumah. Bertemu orang lain menjadi tak menyenangkan lagi baginya usai tak lagi jadi bintang dewasa.
Trauma tersebut begitu besar dirasakan oleh Bree Olson. Ia kemudian menyesali semuanya keputusannya yang telah ia lakukan saat mengambil keputusan sebagai bintang film dewasa.
“Aku pernah sampai benar-benar ada di titik tidak berani keluar rumah hingga berminggu-minggu. Aku takut menghadapi dunia karena perlakuan buruk yang buruk itu,” paparnya.
Dalam penyesalan Bree Olson juga menyebut dampak itu tidak hanya dirasakan olehnya. Anak-anaknya juga mengalami kesulitan bersosialisasi.
Bahkan ia sempat menyarankan agar anak-anaknya untuk mengecat rambutnya agar tidak terlalu dikenali hingga akhirnya pindah ke tempat baru.
“Orang memperlakukanku seperti aku pedofil. Mereka bukan melihat aku sebagai mantan pekerja seks, tapi lebih kepada aku merugikan anak-anak mereka semua,” lanjutnya.
Bree Olson kemudian mengingatkan bekerja di industri pornografi bisa membunuh mimpi wanita dan anak-anaknya. Dampak panjang di kemudian hari tersebut menurutnya tak sebanding dengan yang didapatkan sebelumnya.