Cakaplagi.com – Polisi geledah rumah kaki tangan Fredy Pratama di BSD Tangerang. Dari penggeledahan, polisi amankan sejumlah barang bukti.
Adapun barang bukti yang berhasil diamankan polisi adalah berupa uang tunai pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu dan USD 100 dengan total Rp1,2 miliar.
Proses penggeledahan rumah kaki tangan Fredy Pratama di BSD Tangerang oleh jajaran Polri pada Kamis, 14 September 2023.
Sedangkan pemilik rumah tersebut bernama FA dan PN. Keduanya adalah pasangan suami istri dan bekerja sebagai kaki tanggan bandar narkoba Fredy Pratama.
“Iya, kami kemarin melakukan penggeledahan di daerah BSD,” kata Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, di Jakarta, Jumat, 15 September 2023.
Mukti menerangkan penyidik mengamankan barang bukti berupa uang pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, dan USD100 dengan total senilai Rp1,2 miliar.
Sejumlah buku rekening, paspor, hingga Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pun turut diamankan dalam penggeledahan tersebut.
“Ini adalah sebagai orang-orang yang mengurus keuangannya, yang perempuan sama laki-laki. Suami dan istri. (Hubungan) kaki tangannya Fredy. Warga Negara Indonesia semua. Masih di luar negeri,” jelas dia.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut sebanyak 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap sejak 2020-2023.
Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (LP) yang masuk di Bareskrim Polri dan polda jajaran.
Fredy Pratama Sembunyi di Thailand
Bareskrim Polri mengaku telah memperluas area operasi pencarian gembong narkotika internasional Fredy Pratama di Thailand dan sejumlah negara sekitarnya.
Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Jayadi mengatakan saat ini fokus pencarian masih dilakukan di Thailand.
Meski begitu, perluasan dilakukan ke negara sekitar usai didapati informasi bahwa Fredy telah kembali melarikan diri.
“Prioritas pertama Thailand, berikutnya negara-negara tetangga. Dugaan sementara di sekitar Thailand,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (15/9).
Selain wilayah tersebut, Jayadi mengatakan komunikasi juga terus dilakukan melalui Interpol terhadap negara-negara lain yang berpotensi menjadi tempat pelarian Fredy.
“Tetapi juga kita tidak fokus wilayah itu, negara lain juga akan terus komunikasi,” tuturnya.
Sebelumnya Bareskrim Polri mengungkap bandar besar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova.
Bareskrim turut menyita total sebanyak 10,2 ton sabu yang terafiliasi jaringan Fredy Pratama di Indonesia selama periode 2020-2023.
Berdasarkan barang bukti yang ada, sosok Fredy Pratama disebut masuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia.
Dari hasil analisa Direktorat Tindak Pidana Narkoba didapati bahwa mayoritas narkoba di Indonesia terafiliasi dengan jaringan Fredy.
Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilogram sampai 500 kilogram dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.