Profil Yudhistira ANM Massardi, Sastrawan Indonesia Meninggal Dunia

Yudhistira ANM Massardi

Cakaplagi.com – Pada hari Selasa, 2 April 2024, dunia sastra Indonesia berduka atas kepergian sastrawan ternama, Yudhistira ANM Massardi. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Bekasi pada pukul 21.12 WIB.

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh anak Yudhistira, Kafka Massardi, melalui akun Instagramnya. “Innalillahi wa innailaihi rojiun. Telah wafat ayah kami Yudhistira Mulyana bin Massardi Selasa 2 April 2024,” tulisnya.

Saudara kembar Yudhistira, Noorca Massardi, turut membenarkan kabar duka ini. Yudhistira Massardi, yang dikenal sebagai sastrawan produktif, meninggalkan banyak karya sastra, mulai dari novel, cerpen, puisi, hingga naskah sinetron.

Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 70 tahun dan akan dimakamkan di pemakaman Bantargebang, Kota Bekasi.

Yudhistira ANM Massardi meninggalkan seorang istri, Siska Massardi, dan tiga orang anak, yaitu Iga Massardi, Matatiya Taya, dan Kafka Dikara. Putra sulungnya, Iga Massardi, juga membagikan kabar duka ini di akun Instagramnya.

“Seperti syair yang kau tulis, kini kau hidup selamanya. Lewat kata-kata, dalam tiap pembacanya, di hati kami semua. Beristirahatlah, Pa. Aku antar Papa sampai ke sana,” tulis Iga Massardi dalam unggahannya.

Kepergian Yudhistira Massardi merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia. Karya-karyanya akan terus dikenang dan menginspirasi para pecinta sastra di tanah air.

Profil Yudhistira ANM Massardi

Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi atau dikenal sebagai Yudhistira ANM Massardi, lahir di Subang pada 28 Februari 1954, menunjukkan minat pada dunia tulis sejak dini.

Karyanya telah menghiasi koran lokal sejak ia duduk di bangku SMP.

Meskipun menempuh pendidikan di Akademi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan Sinematografi, Yudhistira tak menyelesaikan studinya. Ia memilih fokus pada passionnya, menulis.

Bersama saudara kembarnya, Noorca Massardi, Yudhistira mengasah kemampuan menulisnya. Terinspirasi oleh karya Noorca yang dimuat di koran Jakarta, mereka mulai menulis cerita untuk remaja.

Karya-Karya Penting dan Prestasi

Salah satu karya Yudhistira yang paling monumental adalah novel “Arjuna Mencari Cinta” (1977). Novel ini, dengan gaya khas anak muda dan kritis terhadap Orde Baru, dinobatkan sebagai novel remaja terbaik tahun 1977 oleh Yayasan Buku Utama.

Suksesnya berlanjut dengan novel “Mencoba Tidak Menyerah” (1980) yang memenangkan sayembara dari DKJ. Yudhistira juga aktif di dunia jurnalistik, menjadi Redaktur majalah Le Laki (1976-1978), wartawan Tempo, dan Redaktur Pelaksana majalah Jakarta (1985-1987).

Karir Jurnalistik dan Kiprah Lainnya

Prestasinya tak berhenti di situ. Yudhistira menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Majalah Humor (1988-1992), pelaksana di Majalah Gatra (1994-1998), dan puncaknya, Pemimpin Umum dan Redaksi Majalah Gatra (1998-2001).

Yudhistira Massardi merupakan sosok sastrawan produktif dengan karya-karya yang tak lekang oleh waktu. Kiprahnya di dunia jurnalistik juga menunjukkan dedikasi dan pengaruhnya di dunia literasi Indonesia.